Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Sejarah Merpati Kolong lomba

Merpati kolong adalah jenis merpati yang memiliki kemampuan terbang tinggi dan menukik dengan cepat untuk mendarat di sebuah arena yang disebut kolong. Kolong adalah sebuah kotak yang dibentuk oleh empat tiang yang ditautkan tali bagian atasnya. Merpati kolong biasanya dilombakan dengan cara melepaskan merpati jantan di udara, sementara merpati betina dipegang oleh pemiliknya di dalam kolong. Merpati jantan yang berhasil melewati kolong dan mendarat di dalamnya adalah pemenangnya.

Sejarah merpati di indonesia


Merpati kolong adalah salah satu hobi yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Lomba-lomba merpati kolong sering diadakan di berbagai daerah dengan hadiah yang menggiurkan, mulai dari uang tunai hingga mobil baru. Namun, tahukah anda bagaimana sejarah dan asal usul dari merpati kolong ini? Siapa yang pertama kali menemukan dan mengembangkan konsep perlombaan ini? Bagaimana cara mencetak dan melatih merpati kolong yang berkualitas? Apa saja ciri-ciri dari merpati kolong yang juara? Semua itu akan saya bahas secara lengkap dan menarik di artikel ini. Mari kita mulai!


Sejarah Merpati Kolong


Menurut sumber-sumber yang saya temukan dengan menggunakan keyword sejarah merpati kolong, sejarah burung merpati kolongan, konsep perlombaan merpati tinggi ini pertama kali ditemukan oleh **Wahyudin Noor Aly** alias **Goyud** yang merupakan orang Brebes. Ia mengatakan bahwa konsep perlombaan merpati ini ditemukannya pada tahun **1980-an**. Sebelum saat itu, perlombaan merpati pada dasarnya sudah pernah dilakukan di lingkup kecil antar tetangga atau RT saja. Merpatinya juga hanya terbang rendah dan siapa yang lebih dulu mendarat dia yang menang.


Goyud kemudian berpikir untuk mencari ide tentang konsep dan sistem perlombaan yang berkualitas dengan peraturan yang bisa dipatenkan pada setiap ajang perlombaan. Ia mencari tahu di berbagai daerah, tetapi ternyata sama saja. Akhirnya ia mencoba untuk membuat konsep kalangan terlebih dahulu. Kalangan adalah sebuah lapak dan tiang tinggi 8 meter yang dipasang bendera dan burung masuk melewati kotak tali bendera tersebut. Berbeda dengan kalangan meja yang ada sekarang, yaitu adanya meja yang menjadi tempat mendarat burung, burung yang mampu turun tepat di meja lah yang menjadi pemenang.


Konsep kalangan ini kemudian berkembang menjadi konsep **kolong**, yaitu sebuah kotak yang dibentuk oleh empat tiang yang ditautkan tali bagian atasnya hingga membentuk bujur sangkar. Kolong ini menjadi media untuk mendarat, sementara finishnya adalah melewati kolong tali di bagian atas tiang. Merpati betina yang dipegang pemilik berada di dalam kotak arena itu, jadi merpati jantan akan menukik dari atas dan harus melewati kolong, kalau tidak ya gugur. Seiring berjalannya waktu, aturan juga ikut berubah. Jika dulu harus ada tempat di atas tiang untuk juri menilai siapa yang duluan masuk kolong, sekarang penilaian cukup saat merpati nempel tanah.


Konsep lapangan perlombaan yang dikenalkan Goyud ini kemudian dipakai di berbagai daerah di Indonesia, bahkan di luar Jawa juga. Meski konsep rancangan awal ia temukan, dan sudah dipakai oleh semua pecinta merpati di seluruh Indonesia, namun Wahyudin mengaku belum mempatenkan temuannya tersebut. Ia menganggap bahwa ini adalah sumbangsihnya untuk dunia merpati kolong Indonesia.


Merpati Los Dor


Salah satu jenis merpati kolong yang paling populer dan dicari adalah **merpati los dor**. Merpati los dor adalah merpati yang memiliki kemampuan terbang tinggi dan menukik dengan cepat dan tajam seperti peluru. Merpati los dor juga memiliki suara khas yang keras dan nyaring saat menukik, sehingga membuat lawannya kaget dan takut. Merpati los dor biasanya memiliki warna bulu yang cerah dan menarik, seperti putih, kuning, merah, atau biru.


Merpati los dor berasal dari daerah **Malang**, Jawa Timur. Merpati ini merupakan hasil persilangan antara merpati lokal dengan merpati impor dari Belanda atau Jerman. Merpati los dor pertama kali dikenalkan oleh **Bapak Sutrisno**, seorang pengusaha sukses yang juga pecinta merpati kolong. Ia membeli beberapa ekor merpati impor dari temannya yang bekerja di perusahaan penerbangan dan mencoba mengawinkannya dengan merpati lokalnya. Hasilnya adalah merpati los dor yang memiliki performa terbang yang luar biasa dan suara yang khas.


Merpati los dor kemudian menjadi primadona di kalangan pecinta merpati kolong. Banyak orang yang ingin membeli atau meminjam merpati los dor milik Bapak Sutrisno untuk dilombakan atau dikawinkan dengan merpati mereka. Harga merpati los dor pun melambung tinggi, bisa mencapai puluhan juta rupiah per ekor. Bapak Sutrisno sendiri tidak segan-segan untuk membagikan bibit merpati los dor kepada teman-temannya yang membutuhkan, asalkan mereka mau menjaga dan merawatnya dengan baik.


Cara Mencetak dan Melatih Merpati Los Dor


Untuk mencetak dan melatih merpati los dor yang berkualitas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa tips yang saya dapatkan dengan menggunakan keyword cara mencetak merpati los dor, cara agar merpati los dor, ciri ciri merpati los dor, burung merpati los dor, cara melatih merpati los dor.


- Pilih indukan yang berkualitas. Indukan adalah pasangan merpati yang akan menghasilkan anak-anak merpati. Indukan harus memiliki ciri-ciri fisik dan mental yang baik, seperti warna bulu yang cerah, bentuk tubuh yang proporsional, mata yang tajam, paruh yang kuat, sayap yang lebar, kaki yang kokoh, suara yang nyaring, terbang tinggi dan menukik cepat, tidak mudah stres atau takut, dan setia pada pasangannya. Indukan juga harus sehat dan bebas dari penyakit atau parasit. Indukan bisa berasal dari merpati los dor murni atau hasil persilangan dengan jenis lain, asalkan memiliki karakteristik merpati los dor.

- Berikan pakan dan minum yang berkualitas. Pakan dan minum adalah faktor penting untuk menjaga kesehatan dan stamina merpati. Pakan harus mengandung nutrisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan merpati. Pakan bisa berupa biji-bijian seperti jagung, beras, gandum, kacang hijau,

Posting Komentar untuk "Sejarah Merpati Kolong lomba"