Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kisah di balik Makam ki Ageng Makukuhan Kedu,Temanggung

Ziarah kubur dapat mendatangkan banyak manfaat bagi kita umat muslim. Paling tidak ada tiga hal yang  bisa kita temui. Yang pertama adalah kita akan mengingat mati sehingga kita bisa berintrospeksi dan berubah menjadi lebih baik. Yang kedua untuk mendoakan ahli kubur dan yang ketiga adalah untuk mengenang jasa-jasa beliau dan akhirnya kita bisa meneladani dari kebaikan-kebaikan yang pernah beliau perbuat pada artikel kali ini saya akan berbagi tentang salah satu tokoh penting penyebaran agama islam di Kabupaten Temanggung dan sekitarnya.



Makam Ki ageng Makukuhan terdapat di Dusun makukuhan, desa Kedu, kecamatan kedu, Kabupaten Temanggung . Ditempat tersebut,terdapat sebuah makam seorang tokoh,ulama dan guru bagi seluruh masyarakat Temanggung yaitu Ki Ageng Makukuhan. Ada banyak nama lain beliau seperti,Kyai Abdullah taqwim,Syekh Maulana Taqwim, Jaka Teguh , Maha Punggung ,Sunan kedu ,Syarif Hidayat, Ki Ageng kedu hingga Ma Kuw Kwan. Nama Ki Ageng makukuhan yang tersebut di Babad Kedu telah menjadi salah satu figur penting di kota tembakau Temanggung. Masyarakat mengenal beliau sebagai tokoh yang pertama kali memperkenalkan pertanian tembakau ke masyarakat di wilayah kedu dan Banyumas. Sebelumnya wilayah kedu adalah daerah tandus namun berhasil diubah oleh Ki Ageng makukuhan menjadi areal pertanian yang subur. Selain ahli pertanian, Ki Ageng makukuhan adalah seorang ahli tasawuf penyebar agama Islam yang memiliki hubungan dekat dengan dewan Walisongo.

"Banyak masyarakat yang mengenal Ki Ageng makukuhan ini sebagai tokoh yang pertama kali memperkenalkan pertanian tembakau di Temanggung tapi mungkin banyak yang belum tahu bahwa ternyata Beliau juga salah satu tokoh penyebaran Islam yang merupakan anggota dari salah satu sembilan dewan santri yaitu penerus dari dewan Walisongo. Dan beliau adalah murid langsung dari Sunan Kudus"

Beliau menggunakan pertanian sebagai media dakwah dengan mengajak para petani berdoa pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebelum mulai bercocok tanam agar hasil panennya memuaskan. Beliau juga mengajarkan para petani untuk menghentikan sejenak aktivitas petani ketika waktu sholat tiba. Ki Ageng makukuhan yang merupakan murid kesayangan Sunan Kudus ditugaskan langsung oleh panglima perang Kesultanan Demak tersebut untuk berdakwah di wilayah yang kini menjadi eks karesidenan kedu dan Banyumas. Dengan pusat kegiatan dakwah di daerah Kedu Temanggung.
Banyak versi yang menyebutkan tentang asal-usul beliau ,ada yang mengatakan bahwa beliau adalah seorang keturunan Tionghoa, keturunan Timur Tengah, ada juga versi yang menyebutkan bahwa beliau adalah seorang bangsawan keturunan Majapahit karena memiliki kedekatan dengan pangeran Benowo Putra Sultan hadiwijoyo Pajang.

"Pada makam,jika sobat memasuki area utama makam Ki Ageng makukuhan . Sobat akan melihat ada 4 makam di depan makam beliau. Meskipun berwujud makam, sebenarnya bukan makam namun hanya petilasan penanda bahwa Sultan Demak Raden Patah beserta permaisuri dan 2 pengikutnya pernah berkunjung ke sini. Sehingga dibuatlah sebuah tenger atau tanda dan ini yang bukan makam siapa-siapa hanya petilasan bahwa Sultan Demak pernah berkunjung ke sini. Makam Ki Ageng makukuhan di desa kedu hingga kini ramai dikunjungi para peziarah yang berasal dari berbagai wilayah Indonesia biasanya berziarah ramai memadati makam pada tiap malam Jumat Kliwon. Dan puncak kegiatan ziarah di makam ini jatuh pada bulan ruwah di setiap tahunnya atau bertepatan dengan peringatan khaul beliau.

"Jika sobat memasuki area utama makam Ki Ageng makukuhan maka dalam area tersebut bukan hanya ada makam Ki Ageng makukuhan, tapi juga ada 2 makam Putri beliau dan 4 pengikutnya dan ketika sobat hendak berziarah kubur  tentunya sobat harus meluruskan niat terlebih dahulu bukan untuk meminta, melainkan mendoakan ahli kubur agar mendapat nikmat kubur sebanyak-banyaknya."

 Ada beberapa peninggalan Ki Ageng makukuhan yang dikenal masyarakat seperti wayang kedu yang hingga kini masih dilestarikan di sekitar Kecamatan Candiroto dan sebuah masjid yang beliau dirikan di Kudus. Di area makam ini juga terdapat Sendang Planangan yang biasa digunakan eyang makukuhan dan juga batu yang tepat menghadap kiblat dan digunakan kiageng makukuhan untuk shalat.

Menurut cerita dari juru kunci makam,Bapak sugito biasanya makam ramai dikunjungi pada malam selasa kliwon dan Jumat kliwon. Bapak Sugito menjelaskan bahwa dulu sebelum ki ageng Makukuhan datang , Temanggung merupakan wilayah yang tandus. Sehingga pada suatu waktu Ki Ageng Makukuhan beristikharah di gunung sumbing meminta kepada Allah supaya di beri kesuburan. Dan salah satu peninggalan beliau adalah tanaman tembakau yang bibitnya diberikan langsung oleh Sunan Kudus. Dan mengenai dua makam ki Ageng Makukuhan kembali pada kepercayaan masing masing. Namun menurut juru kunci tersebut, makam di gunug sumbing adalah petilasan atau tempat Ki Ageng Makukuhan beristikharah dan menyepi untuk memohon pertolongan Allah....Wallahu a'lam





 

Posting Komentar untuk "Kisah di balik Makam ki Ageng Makukuhan Kedu,Temanggung"